Langsung ke konten utama

Bayi kecilku, Adik dan Akak

 

 

Kalian di rumah punya hewan peliharaan gak? Kalau punya, hewan nya apa?

 

Di rumah, aku memelihara dua ekor kucing yang masing-masing memiliki keistimewaan. Kucing yang pertama aku pelihara adalah kucing jantan berwarna orens yang kuberi nama Adik. Adik diadopsi sejak 15 November 2022. Saat itu aku memang tertarik untuk memelihara kucing, dan secara kebetulan temanku menawari untuk mengadopsi kucingnya yang sangat banyak.

 

Kedatangan Adik di rumah membuatku sangat senang karna akan memiliki teman baru. Aku juga mempersiapkan banyak hal untul keperluan kucing kecil itu. Adik membuatku sadar akan pentingnya merawat hewan dengan baik. Tidak hanya kepada Adik, rasa kepedulian dan kasih sayang itu juga timbul untuk hewan lainnya. Padahal, sedari dulu aku tidak pernah benar-benar serius ketika memiliki hewan peliharaan. Aku selalu asal-asalan sehingga kadangkala Ibuku marah karena aku menyerahkan tanggung jawab padanya. 

 

 

Adik adalah teman yang menyenangkan. Ia begitu manja dan selalu mengikuti aku kemanapun aku pergi. Jika aku pergi, Ia selalu mencariku dengan suaranya yang khas. Di usia 2 bulan Adik, aku harus mengajarkan hal baru seperti buang air pada tempatnya, makan dan minum tepat waktu, dan mengajaknya bermain. Seiring berjalannya waktu, Adik pun mengerti akan kebiasaan yang selalu aku terapkan padanya. Adik adalah kucing yang hiperaktif. Adik hanya bisa bersifat kalem di saat sedang kekenyangan atau tidur. Ia sangat senang berlarian mengitari area rumah. Ia juga memiliki kebiasaan lucu, seperti suka minum dari gelas dan ember. Aku cuma takut dia nyemplung sih, hehehe. Adik juga suka ngeduselin rambut dan selimut.

 


Kucing kedua yang aku pelihara adalah kucing betina berwarna putih. Ia kuberi nama Akak. Akak diadopsi sejak 25 Januari 2023 ketika aku sedang berkunjung ke pet shop untuk membeli keperluan Adik. Ia dibuang oleh pemiliknya bersama 3 saudaranya di dalam kardus yang bertuliskan “Nemu kucing di buang boleh ambil 1 atau lebih. Tolong jaga ya J”. Aku merasa sangat kasihan dengan bayi-bayi kucing itu, hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk membawa salah satu dari mereka. Dengan berbagai resiko yang aku dapatkan, namun itu bukanlah suatu alasan untuk tidak merawatnya. Dengan kondisi baru bisa merangkak dan belum bisa melihat, Akak diperkirakan berusia kurang dari 5 hari. Oleh karena itu aku harus rutin untuk memberinya susu dan membantunya untuk buang air kecil/besar setiap 1 jam sekali.

 

 


Sebenarnya lumayan berisiko ketika mengambil bayi kucing di usia tersebut. Karena bagaimana pun bayi kucing membutuhkan nutrisi yang cukup dari induknya. Air susu induknya lah yang akan membantunya tumbuh dengan baik dan membentuk imun nya secara sempurna. Oleh karena itu aku harus berhati-hati karena usia Akak masih rentan sakit. Dan benar saja, di hari ke-8 Akak terkena flu. Yang dimana itu membuat Akak kehilangan suara, sesak napas, dan nafsu makannya menurun. Saat itu aku sangat khawatir dengan kondisinya. Lalu akhirnya di hari ke-12 Akak harus pergi. Aku sangat sedih dan merasa bersalah karena belum bisa merawatnya dengan baik. Tetapi yang bisa aku lakukan hanyalah belajar ikhlas dan berdamai dengan kondisi yang aku alami.



 

Banyak hal yang membuatku mempunyai keputusan untuk memelihara kucing. Selain karna lucu, memelihara hewan juga merupakan salah satu bentuk self love yang baik untuk kesehatan mental. Hewan peliharaan juga dapat membuat seseorang merasa berharga dan dibutuhkan. Hal itu terjadi setiap kali aku berinteraksi dan memenuhi kebutuhan mereka, rasa bahagia selalu muncul karena aku merasa bisa berbagi kasih sayang dan rejeki dengan mereka. Selain itu, mereka juga mengajarkanku cara untuk disiplin dan manajemen waktu.

 

Dalam hubungan antara manusia dan hewan peliharaan itu bersifat timbal balik, dimana ketika kita memberikan rasa sayang dan perhatian kepada mereka, maka mereka akan memberi rasa kenyamanan, cinta, dan dukungan pada pemiliknya. Selain itu memelihara hewan juga akan menjadi sebuah aktivitas positif karena mereka menyukai aktivitas yang dapat menyalurkan energi, seperti ketika mereka mengajak untuk bermain bersama. Hal itu dapat memicu energi positif. 

 

 


 

Bagiku mereka sangat menyenangkan dan membantuku mengurangi rasa lelah dan stress. Apalagi dengan tingkah mereka yang lucu, membuatku selalu tertawa. Mereka membuatku dapat mengatur mood, membuat energi menjadi positif, dan membuatku merasa lebih bahagia. Tidak hanya rasa bahagia, mereka juga sangat peka ketika aku merasa sedih. Mereka akan berusaha menghiburku dengan sentuhan-sentuhan fisik atau hanya sekedar menemani sampai aku merasa tenang. Apalagi ketika aku mengelus mereka dan mendengar suara dengkurannya membuatku merasa rileks.

 

Alasan lain mengapa aku memelihara kucing adalah untuk membebaskan mereka dari penyiksaan manusia di luar sana. Mereka sama hal nya manusia yang diberi hak untuk hidup oleh Tuhan. Itulah mengapa dalam merawat mereka dibutuhkan komitmen dan rasa bertanggung jawab. Bukan masalah jika kalian belum sanggup untuk memiliki hewan peliharaan. Karena, kalian juga dapat membagi rasa kasih sayang terhadap hewan yang ada di sekitar kalian.

 

Di tulisanku selanjutnya aku akan berbagi cerita. See you on the next story!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haya Cookies

Hello Everyone, Terima kasih ya, karena kalian masih tetap meluangkan waktu untuk mengunjungi dan membaca blog – blog dari aku. So, thank you so much, because it’s mean a lot to me.   Saat ini aku sedang belajar hal baru dalam dunia usaha. Semuanya berawal ketika aku ditanya oleh seorang teman yang sedang mencari sesuatu barang yang dia butuhkan. Ketika temanku itu bertanya kepadaku, kebetulan aku punya informasi tentang barang itu dan bisa menyediakan barang yang dia cari. Aku dengan senang hati membantu temanku itu untuk mendapatkannya, namun hal yang tidak aku sangka adalah ketika dia memberikan uang jasa kepadaku karena aku membantunya. Padahal ketika itu, aku benar – benar hanya ingin menolong teman yang sedang kesulitan mencari barang yang dia butuhkan. Karena kejadian itu, akupun mencari tau tentang dunia usaha dan dunia bisnis, karena aku merasa bantuan yang aku berikan itu tidak perlu diberikan uang jasa, tapi temanku bersikeras untuk memberikan uang itu

Time To End Loneliness

Halo guys, kali ini aku pengen sharing seputar kronologi pengembangan diriku. Suatu hal yang aku bangun sejak beberapa bulan lalu. Saat ini, aku merasa bahwa aku sedang menginjak fase dimana menyadari beberapa perubahan baru, seperti memiliki keinginan tinggi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berkembang, dan bermanfaat. Fase perubahan yang dimana banyak hal dan pelajaran baru yang ditemui. Tidak lain dan tidak bukan untuk membentuk pribadi yang jauh lebih baik lagi. Aku yakin, tidak sedikit diantara kalian yang menginjak fase ini.    Salah satu bagian yang aku lewati adalah bagaimana aku memahami dan menghadapi diriku. Karena dari situ lah aku bisa perlahan keluar dari zona aman dan nyaman. Memang butuh kepercayaan diri, kedisiplinan dan kebijaksanaan.   Ketika belajar memahami dan menghadapi diriku sendiri, aku banyak melakukan analisa diri. Terlebih jika ada suatu hal yang menggangguku dalam proses ini. Salah satunya ketika aku kerap kali merasakan kesepian. Kondisi yang

Ragam Cerita Sekolah Asrama – Bag.3

Banyaknya hal yang aku lakukan memberiku cukup banyak pelajaran. Dari keberanianku dalam menetapkan keputusan, mengenal teman baru, serta pengalaman-pengalaman yang sangat bernilai besar. Walau terkadang dengan aturan yang diterapkan, aku suka merasa punya keterbatasan, tetapi aku selalu mencari cara agar bisa tetap melakukan berbagai hal dengan maksimal.   Pada 2020, tepatnya saat Indonesia dilanda Covid-19, sekolahku memutuskan untuk meliburkan seluruh kegiatan di asrama maupun sekolah. Saat itu kami diminta untuk pulang ke kampung halaman masing-masing dengan jangka waktu 3 bulan. Aku merasa senang, karena dengan waktu yang panjang, aku bisa bertemu dengan keluargaku setelah sekian lama tidak bertemu. Tapi ternyata semua diluar dugaan, karena pandemi covid berlangsung hingga total 2 tahun. Aku pikir hanya akan beraktivitas dirumah selama 3 bulan, dan kembali bertemu dengan teman – temanku. Aku dan teman - temanku merasa sedih karena ternyata, waktu kami ber