Langsung ke konten utama

Kenangan Pulau Seribu Masjid

self potrait

 

Pulau Lombok dikenal dengan sebutan pulau seribu masjid. Alasannya karena sangat banyak masjid yang dibangun di pulau tersebut. Siapa yang sudah pernah kesana?

 

Jadi, sewaktu SMA aku mengikuti program sekolah yang mengharuskan aku untuk mengabdi di Desa Dangiang, Lombok Utara. Kebetulan, sekolahku berafiliasi dengan organisasi masyarakat yang berada di Lombok. Pada saat itu aku dan beberapa perwakilan teman-teman di sekolah diberangkatkan kesana. Kami menempuh perjalanan panjang dari Yogyakarta menuju Pulau Lombok. Waktu itu kami memilih rute melalui Surabaya. Untuk perjalanan Yogyakarta menuju Surabaya, kami menggunakan kereta api lalu dilanjutkan dengan pesawat terbang menuju Lombok.

 

lombok

 

Setiba di Lombok aku dan teman-teman dijemput di bandara oleh pamong untuk singgah di rumahnya dan transit satu malam. Karena keesokan harinya kami harus pergi lagi ke area dimana tempat kami mengabdi. Di perjalanan menuju rumah pamong, kami sempat melewati pemandangan pantai di pinggir jalan, yaitu Pantai Senggigi yang merupakan salah satu pantai yang terkenal dengan keindahannya di Lombok Barat. Pantai Senggigi ini memiliki pasir yang berwarna putih, dengan latar Gunung Agung Bali yang menawan. 

 

pantai senggigi
 

Keesokan harinya, aku dan teman-teman diantar menuju lokasi penempatan yaitu di Desa Dangiang, Lombok Tengah. Kalian ingat peristiwa gempa besar di Lombok pada 2018? Nah, Desa Dangiang ini merupakan salah satu desa yang terkena dampak hebat dari gempa kala itu. Dampak dari gempa tersebut membuat banyak warga yang akhirnya ditempatkan di rumah hunian sementara (huntara). Karena kebanyakan huntara itu kapasitas ruangan seadanya, maka kami harus menginap di sebuah TK dengan alas tidur seadanya. Pada saat itu aku sempat merasa tidak nyaman, tapi justru karena itulah rasa empatiku dan rasa bersyukurku terasah karena aku menjalani keadaan yang tidak pernah aku jalani sebelumnya. Aku dan teman-temanku ditugaskan untuk membantu para anak-anak agar mereka gemar belajar dan beribadah. Kita melakukan banyak hal yang bersangkut paut seperti cara membaca buku, cara melakukan story telling, mewarnai, menggambar, dan setoran hafalan quran setelah sholat dengan mementukan target. Aku salut, karena dengan fasilitas yang minim mereka tetap memiliki semangat yang tinggi untuk belajar. Bahkan mereka justru meminta target yang lebih tinggi.


kegiatankegiatan

 

Tidak hanya mereka, kami juga belajar banyak hal. Seperti belajar Bahasa Sasak atau bahasa harian mereka, belajar masak dengan memanfaatkan alam sekitar, dan mempelajari banyak tentang kultur harian mereka. Karena Dangiang merupakan salah satu desa satelit di Lombok. Keadaan mereka sangat minim listrik, air, dan bahan pangan. Namun, itu justru menambah kreativitas para warganya untuk meng-improvisasi cara mereka dalam berkehidupan. Karena minimnya aliran listrik, aliran tersebut hanya berada di beberapa tempat saja. Sedangkan ketika malam hari kami lebih sering mengandalkan terangnya sinar bulan dan lampu emergency yang itu pula hanya bisa dipasang dibeberapa titik. Hal itu merupakan salah satu dampak dari gempa besar di desa dangiang kala itu. Kami juga diajak untuk melihat jalur turun air seperti sungai parit yang dilengkapi dengan talang air buatan masyarakat. Yang menurut aku special, karena sumber airnya ini berasal langsung dari Gunung Rinjani, namun sayangnya air hanya muncul di hari tertentu yaitu senin-selasa. Biasanya, itu menjadi hari dimana para warga memenuhi bak air mereka untuk stok air beberapa hari kedepan.

 

pelecingsrebok

 

Kami juga dikenalkan dengan beberapa makanan khas mereka dan cara membuatnya. Ada Pesor atau lontong yang berbentuk segitiga. Dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus selama kurang lebih 4 jam. Makanan pendampingnya adalah Pelecing. Bahan campurannya menggunakan sayuran seperti kangkung dan tauge yang dibalur dengan parutan kelapa dan diberi sambel mentah diatasnya. Biasanya kedua makanan ini dimakan secara bersamaan. Adapun makanan khas Lombok lainnya, yaitu Srebok. Bahan campurannya adalah rumput laut, terong mentah, kacang Panjang mentah. Sayuran ini lebih mirip dengan urap.

 

Walaupun ketika itu aku sempat merasa susah untuk beradaptasi dengan makanan khas mereka, tetapi lama kelamaan akupun mulai bisa membiasakannya. Bahkan sampai-sampai aku terikut cara berbicara mereka, logat bahasa sasak. 

 

self potrait

 

Meski dengan banyak hal yang berbeda, tapi ada satu hal yang membuatku merasa betah disana, yaitu hangatnya sambutan dan penerimaan anak-anak kecil di Desa Dangiang. Sebenarnya mereka sudah terbiasa dengan adanya relawan, itu sebabnya setiap kali ada pendatang mereka selalu menyambut dengan hangat. Terlebih aku dan teman-teman cukup lama menempatkan diri disana, yaitu 30 hari. Salah satu dari mereka ada yang bernama Najwa. Saat itu umurnya masih 11 tahun. Ia adalah anak yang selalu menemani aku dan kawan-kawan ketika ingin bepergian kemana-mana. Najwa banyak mengenalkan kami pada sisi Desa Dangiang. Najwa selalu membuatku tertawa ketika Ia kagum dengan berbagai ceritaku. Karena saat aku bercerita, Najwa selalu merasa tidak percaya bahwa hal itu pernah terjadi. Salah satunya ketika aku menunjukkan fotoku bersama Presiden Joko Widodo. Ia memasang muka takjub yang bagiku itu hal yang lucu. Karena bagi Najwa, ia hanya bisa melihat sosok presiden lewat televisi. Uniknya, Dari segala apapun yang aku ceritakan kepada mereka , mereka selalu merasa cukup dengan apa adanya keadaan mereka. Mereka bahkan tidak pernah menuntut suatu hal atau bahkan marah pada kondisi yang dialami saat ini. Begitu banyak hal yang aku lakukan bersamanya, itu juga yang bikin kami sangat sedih ketika tugas kami sudah selesai.

 

self potrait


Sebelum kembali ke Yogyakarta, aku dan teman-teman diajak untuk pergi ke beberapa pantai di Lombok. Salah satu yang terkenal ialah Pantai Kuta Mandalika yang terletak di wilayah selatan Pulau Lombok, pantai indah ini memiliki hamparan pasir yang lebih bersih dan putih serta garis pantai yang lebih bergelombang dengan jajaran terumbu karang. Di sebelah barat pantai, terdapat sebuah bukit yang dinamai Bukit Mandalika. Katanya, nama itu diambil dari cerita kuno masyarakat setempat, tentang seorang putri bernama Mandalika. Yang pada waktu itu Putri Mandalika pernah melompat ke laut dari bukit ini ketika sedang menghindari kejaran seorang pangeran yang hendak mempersuntingnya.

 

pantai kuta mandalikapantai kuta mandalika

 

Pada saat sekarang, bukit ini menjadi tempat yang paling tepat untuk menikmati pemandangan Kuta dari ketinggian. Jika kamu mencapai puncak Bukit Mandalika, kamu akan menemui pemandangan Pantai Kuta yang terbentang indah dengan air lautnya yang bening. Bahkan kamu juga bisa melihat gugusan terumbu karangnya.

 

Thank you ya buat kamu, karena terus setia dan nungguin blog – blog terbaru dari aku. Jangan lupa ya, follow akun Instagram aku @hayaqilaa , dan akun TikTok aku @hayaqilaa. So see you until next time.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haya Cookies

Hello Everyone, Terima kasih ya, karena kalian masih tetap meluangkan waktu untuk mengunjungi dan membaca blog – blog dari aku. So, thank you so much, because it’s mean a lot to me.   Saat ini aku sedang belajar hal baru dalam dunia usaha. Semuanya berawal ketika aku ditanya oleh seorang teman yang sedang mencari sesuatu barang yang dia butuhkan. Ketika temanku itu bertanya kepadaku, kebetulan aku punya informasi tentang barang itu dan bisa menyediakan barang yang dia cari. Aku dengan senang hati membantu temanku itu untuk mendapatkannya, namun hal yang tidak aku sangka adalah ketika dia memberikan uang jasa kepadaku karena aku membantunya. Padahal ketika itu, aku benar – benar hanya ingin menolong teman yang sedang kesulitan mencari barang yang dia butuhkan. Karena kejadian itu, akupun mencari tau tentang dunia usaha dan dunia bisnis, karena aku merasa bantuan yang aku berikan itu tidak perlu diberikan uang jasa, tapi temanku bersikeras untuk memberikan uang itu

Time To End Loneliness

Halo guys, kali ini aku pengen sharing seputar kronologi pengembangan diriku. Suatu hal yang aku bangun sejak beberapa bulan lalu. Saat ini, aku merasa bahwa aku sedang menginjak fase dimana menyadari beberapa perubahan baru, seperti memiliki keinginan tinggi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, berkembang, dan bermanfaat. Fase perubahan yang dimana banyak hal dan pelajaran baru yang ditemui. Tidak lain dan tidak bukan untuk membentuk pribadi yang jauh lebih baik lagi. Aku yakin, tidak sedikit diantara kalian yang menginjak fase ini.    Salah satu bagian yang aku lewati adalah bagaimana aku memahami dan menghadapi diriku. Karena dari situ lah aku bisa perlahan keluar dari zona aman dan nyaman. Memang butuh kepercayaan diri, kedisiplinan dan kebijaksanaan.   Ketika belajar memahami dan menghadapi diriku sendiri, aku banyak melakukan analisa diri. Terlebih jika ada suatu hal yang menggangguku dalam proses ini. Salah satunya ketika aku kerap kali merasakan kesepian. Kondisi yang

Ragam Cerita Sekolah Asrama – Bag.3

Banyaknya hal yang aku lakukan memberiku cukup banyak pelajaran. Dari keberanianku dalam menetapkan keputusan, mengenal teman baru, serta pengalaman-pengalaman yang sangat bernilai besar. Walau terkadang dengan aturan yang diterapkan, aku suka merasa punya keterbatasan, tetapi aku selalu mencari cara agar bisa tetap melakukan berbagai hal dengan maksimal.   Pada 2020, tepatnya saat Indonesia dilanda Covid-19, sekolahku memutuskan untuk meliburkan seluruh kegiatan di asrama maupun sekolah. Saat itu kami diminta untuk pulang ke kampung halaman masing-masing dengan jangka waktu 3 bulan. Aku merasa senang, karena dengan waktu yang panjang, aku bisa bertemu dengan keluargaku setelah sekian lama tidak bertemu. Tapi ternyata semua diluar dugaan, karena pandemi covid berlangsung hingga total 2 tahun. Aku pikir hanya akan beraktivitas dirumah selama 3 bulan, dan kembali bertemu dengan teman – temanku. Aku dan teman - temanku merasa sedih karena ternyata, waktu kami ber