Setelah aku kemarin bercerita tentang bagaimana awalnya aku bisa bersekolah di asrama, kali ini aku akan melanjutkan cerita tentang apa saja hal yang aku dapat dan aku pelajari selama tinggal di asrama. Di asrama, pastinya aku banyak belajar tentang banyak hal dan juga belajar untuk membangun kebiasaan baru. Seperti harus bangun pagi untuk shalat subuh berjamaah, tidur tepat waktu, juga menerapkan budaya antri dalam banyak hal. Contohnya seperti ketika ingin mandi, mengambil makanan, dan bahkan hingga mengantri untuk menggunakan telepon umum yang disediakan oleh pihak sekolah. Karena kalau aku telat dalam mengantri, sudah pasti aku akan telat untuk melakukan kegiatan dalam keseharianku.
Pada awal ketika aku harus memulai kebiasaan – kebiasaan baru ini, secara jujur memang sangat berat bagiku. Tetapi, karena keadaan serta kondisi didalam asrama memang memaksaku untuk melakukan hal itu setiap saat. Akhirnya secara perlahan - lahan aku pun terbiasa dengan hal itu dan bisa sampai menjadi tidak merasa keberatan ketika menjalaninya. Aku sudah menganggap kegiatan – kegiatan itu menjadi bagian dari keseharianku. Butuh waktu selama 6 bulan untuk merubah semua kebiasaanku yang tadinya tidak terjadwal, menjadi terbiasa dengan jadwal – jadwal harian tersebut.
Dalam perjalanannya, Aku banyak bertemu dengan teman-teman dari berbagai ragam latar belakang. Dari asal tempat tinggal, kultur, dan kebiasaan yang berbeda. Tetapi justru melalui perbedaan itu pula, aku jadi punya banyak bahan obrolan untuk mengenal banyak teman. Karena memang sudah pasti untukku, bahwa aku memang harus bisa berkenalan dan berteman dengan mereka. Karena kami semua masih berumur 12 tahun, dan harus melakukan seluruh kegiatan harus bersama-sama setiap waktu. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tidak hanya tentang perbedaan, aku juga dimudahkan dalam berkenalan karena menemukan banyak kesamaan dengan teman - temanku.
Hal yang bikin aku merasa sedih adalah ketika aku jatuh sakit. Biasanya ketika di rumah, ada mama yang merawatku. Namun, aku sadar aku tidak boleh bersikap manja lagi, aku harus bisa pulih sendiri dan dengan bantuan dari beberapa teman-temanku. Begitupun ketika ada temanku yang sedang sakit, kita semua harus saling membantu untuk merawat satu sama lain agar bisa sembuh dan terus mengikuti kegiatan dari Sekolahku. Oiya, kegiatan di Sekolahku ini memang sangat banyak, berbeda dengan sekolah lain yang tidak ber-asrama. Banyak kegiatan luar sekolah yang diselenggarakan oleh sekolah, yang fungsinya menambah kedekatanku dengan teman-teman yang lain. Seperti lomba 17 Agustus, event rutin tahunan, dan banyak lagi lainnya. Dari situ, aku dan teman - teman merasa bisa membangun chemistry dengan baik, dan karna itu juga kami bisa memiliki rasa kekeluargaan dan solidaritas.
Kegiatan Non-Akademik seperti Ekstrakurikuler dan Organisasi juga wajib dilakukan oleh kami sebagai murid. Waktu itu aku memilih untuk mengikuti Ekskul Musik, karena kebetulan aku memiliki biola, jadi aku berinisiatif untuk sekaligus mengembangkan potensiku di musik. Aku juga tergabung dalam salah satu organisasi di sekolah, yaitu Organisasi Pers. Bagiku bergabung di Pers sekolah membuatku dapat menuangkan berbagai skill dan kreatifitasku. Sebenarnya bergabung di Pers sekolah merupakan salah satu alasanku untuk terus bertahan. Semenjak itu aku jadi sangat bersemangat untuk mempelajari banyak hal baru. Apalagi dengan hal yang berhubungan dengan Jurnalistik seperti fotografi, editing, lay-outing, menulis, dan masih banyak lagi. Dari kegiatan – kegiatan itu, aku bisa merasakan bertambahnya skill diriku, hingga akhirnya aku bisa turut serta dalam kegiatan lainnya seperti liputan dan lomba.
Dengan hal – hal yang sudah aku ikuti tersebut, perlahan tumbuh rasa nyaman dan malah terkadang jadi lupa, kalau sebenarnya aku sedang tinggal jauh dengan orang tua karena teralihkan dengan banyaknya kegiatan di Sekolah. Tapi walaupun begitu, aku tetap menjaga komunikasiku dengan orang tua, Sesekali aku melakukan komunikasi dengan mereka menggunakan fasilitas telepon di asrama untuk saling berkabar. Aku rutin menceritakan berbagai hal yang aku dapatkan selama di Jogja. Sudah pasti, mereka merasa senang karena aku bisa nyaman dan mengembangkan diriku dengan baik. Mereka juga memberikan dukungan kepadaku untuk lebih banyak belajar seluk – beluk dunia Jurnalistik berupa perlengkapan fotografi seperti kamera, lensa, dan tripod.
Nah, seperti itulah kira – kira ceritaku pada tahun ke – 2 hingga ke – 4 selama aku bersekolah di asrama. Jangan lupa untuk ikutin terus ceritaku yang lainnya di Instagram @hayaqilaa dan TikTok @hayaqilaa , ya.
Thank you, Bestie!!!!!!
Komentar
Posting Komentar